Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

PSIM Jogjakarta Sebuah Kebanggaan dan Warisan (opini)

Bagi saya pribadi, PSIM Jogjakarta bukan hanya sebuah klub sepak bola saja. Namun, klub ini sudah menjadi warisan yang berharga dari orang - orang terdahulu saya, atau bisa di sebut "warisane simbah". Warisan yang harus saya jaga dengan sepenuh hati dalam semangat dan tekat kuat untuk selalu memperjuangkannya. Sebuah klub yang memberi warna dalam cerita hidup saya, memberi sebuah kebanggaan tersendiri dan sampai pada akhirnya nanti untuk di wariskan kembali pada anak cucu saya kelak saat mereka beranjak dewasa. Sejak masih kecil banyak cerita yang saya dengar tentang PSIM Jogja dari orang -orang di sekitar tempat tinggal saya. Mulai dari cerita kejayaan di kompetisi liga indonesia hingga terpuruknya PSIM kala itu, karna belum di perbolehkannya oleh orang tua saya untuk melihat pertandingan secara langsung di stadion maka saat itu hanya bisa menyaksikan dari layar kaca televisi atau pun hanya sekedar tau dari berita - berita koran dan obrolan orang - orang di lingkungan saya

Secangkir Kopiku dan Perempuan Hebatku

Apa yang membuatmu begitu candu dengan secangkir kopi? Dan apa pula yang membuatmu begitu mencintai seorang perempuan yang hebat? Dari keduanya pasti ada begitu banyak alasan yang membuatmu candu terhadapnya. Pada secangkir kopi hangat yg tersaji di depanmu, ada begitu banyak cerita dan proses panjang hingga menjadi secangkir kopi yang memiliki cita rasa tersendiri. Mungkin bagi sebagian banyak orang akan enggan dan merasa tak mau tau atau acuh untuk mengetahui bagaimana proses yang terjadi pada kopi itu. Dan mereka pun hanya mau menikmati apa yang sudah jadi tanpa tau prosesnya. Sebelum menjadi secangkir kopi ada proses yang di kerjakan oleh para petani kopi dari mulai menanam pohon dan menunggu hingga menjadi pohon yang siap panen. Saat proses menjadikan pohon yang baik para petani merawatnya dengan sepenuh hati mereka, menjaganya dari setiap hama yang menyerang, memberi pupuk agar cepat tumbuh baik pula. Hingga saatnya datang pohon berbuah dan menghasilkan biji kopi yang berkual

Punthuk Setumbu

Kala itu ada sebuah perbincangan hangat seperti biasanya antara saya dan teman sekolah saya,sebut saja ipin. Bersyukur, malam itu nampak cerah dan banyak bintang yang bisa terlihat dengan telanjang mata kita. Dengan kopi hitan dan beberapa cemilan khas angkringan jogja menambah keyamanan obrolan kami. Dengan dukungan semesta pula pada kami yang melewati malam itu, saya mengajak ipin untuk keesokan harinya menuju ke Magelang untuk berburu matahari pagi di bukit Punthuk Setumbu. Setelah malam semakin larut dan kami mulai merasa cukup dengan perbincangan ini, kami memutuskan untuk segera pulang serta mempersiapkan barang yang akan kami bawa ke Punthuk Setumbu. Pukul 2.30 pagi, saya terbangun karna mendengar alarm yang dipasang sebelumnya. Setelah saya terbangun kemudian menelfon untuk membangunkan ipin agar segera bangun dan menjemput ke rumah. Semua perlengkapan sudah siap, pukul 3.00 pagi kami berangkat dari Jogja menuju Magelang, perjalanan yang akan kami tempuh kira - kira hany